Dakwah Studies: Ikhtiar Mengembangkan Kajian Ilmu Dakwah - Icol Dianto

Featured Post

TUGAS MATA KULIAH METODE PENELITIAN KOMUNIKASI DAN DAKWAH

TUGAS MATA KULIAH METODE PENELITIAN KOMUNIKASI DAN DAKWAH 1.     Membuat proposal tesis. Tugas mata kuliah ini adalah menulis proposa...

Dakwah Studies: Ikhtiar Mengembangkan Kajian Ilmu Dakwah

Share This


Dakwah studies adalah Da'wah dan studies. Dakwah adalah praktik keagamaan yang didasarkan pada profesi dan disiplin akademis. Studies adalah mempelajari, mengkaji, dan aktivitas belajar. Secara sederhana, Dakwah studies adalah Kajian terhadap dakwah dari segala aspek, baik praktis, teoretis, dan institusional. Dikatakan praktis, berarti mengkaji dakwah dari aspek dakwah praktis, dikatakan teoretis berarti mengkaji dakwah secara teoretis baik konseptual maupun riset empirikal, dan dikatakan institusional maksudnya mengkaji dakwah secara institusional baik institusi pendidikan, dan institusi profesi.

Dakwah studies tentu memiliki metode dan pendekatan, objek kajian, dan kerangka teori. Jika kita tinjau pada studi-studi pada natural science, social science, dan islamic science, ketiga disiplin ilmu tersebut sudah dimaklumi memiliki filsafat keilmuannya (philosophy of science).

Tentu tidak sulit bagi kita untuk merumuskan philosophy of science dari dakwah studies karena ia bagian dari islamic studies juga. Hanya saja, kita perlu membangun rumusan ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang dapat membedakannya dengan bidang ilmu lain dari islamic science (tarbiyah, syariah, adab, ushuluddin, etc).

Intinya, dakwah studies itu telah memenuhi untuk dijadikan nomenklatur bagi pengembangan pendidikan tinggi dalam mengkaji bidang ilmu Dakwah.

Dakwah memiliki landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang jelas.

Dakwah itu sudah dapat dibedakan antara dakwah praktis, teoretis, dan institusional.

Dakwah studies merupakan jawaban dari kekhawatiran para pensiunan dosen di Fakultas Dakwah dan (Ilmu) Komunikasi UIN dan IAIN di Indonesia. Maka dari itu, dakwah studies menawarkan obat dari kekhawatiran tersebut.

Dengan adanya jurusan atau program studi di level magister dan doktor yang secara khusus mempelajari, mendalami, dan mengembangkan keilmuan dakwah maka lebih tepat Dakwah Studies.

Jika kita telusuri, kajian keilmuan dakwah makin tidak diminati karena proses rekrutmen dosen yang lebih mengutamakan background keilmuan program studi.

Misalkan untuk Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, dosen-dosennya lebih mendalami ilmu komunikasi ketimbang ilmu dakwah, begitu juga dengan prodi-prodi lain di lingkup Fakultas Dakwah.

Hal itu sebenarnya tidaklah salah. Mengingat seorang dosen mempunyai kepentingan besar untuk mendalami suatu disiplin ilmu sesuai dengan penugasan, terutama dalam menggapai karier puncak sebagai profesor.

Dalam beberapa penelitian dan publikasi dosen-dosen FDIK itupun, masih terbatas porsi untuk tema yang spesifik mendalami Ilmu Dakwah.

Apalagi mahasiswa, mereka akan menulis skripsi yang sesuai dengan ilmu inti program studi mereka. Tambahnya lagi, mahasiswa dalam menulis tentu mendapatkan bimbingan dari para dosen yang mempunyai kompetensi keilmuan yang relevan.

Fenomena inilah yang lambat laun membawa kita menuju kepudaran ilmu dakwah. Ilmu dakwah akan menjadi ilmu yang kaku, statis, dan tidak berkembang.

Maka dari itu, untuk tujuan mulia mendalami dan mengembangkan ilmu dakwah, apakah dengan jalan islamisasi maupun integrasi dengan ilmu inti program studi, kita memerlukan level pendidikan magister dan doktor.

Pemahaman yang mungkin menjadi kendala adalah, bagi program studi yang di level strata satu telah terakreditasi A barulah bisa dibuka untuk tingkatan magister.

Ya, ini mungkin aturan yang fleksibel. Misalkan, UIN Syarif Hidayatullah memiliki fakultas pascasarjana yang menyelenggarakan pendidikan level magister dan doktor dalam bidang islamic studies (Pengkajian Islam). Namun, masing-masing fakultas juga menyelenggarakan pendidikan magister (misal Fidkom) dan doktor (FEBI). 


No comments:

Post a Comment